Ambon, Maluku – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku, Dr. H. Yamin, menerima kunjungan kehormatan dari mantan Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, pada Kamis (24/4/2025) di ruang kerjanya.
Kunjungan tersebut menjadi ajang diskusi strategis tentang penguatan program keagamaan dan upaya membangun kerukunan di Maluku.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat itu, Kakanwil didampingi sejumlah pejabat eselon III Kanwil Kemenag Maluku.
Ia menyampaikan apresiasi atas kontribusi Karel selama menjabat sebagai Gubernur dua periode, terutama dalam mendorong terbentuknya Embarkasi Haji Antara di Maluku.
“Kami merasa terhormat atas kunjungan Bapak Karel. Beliau memiliki peran penting saat mendorong Maluku menjadi Embarkasi Haji Antara, termasuk gagasan pengembangan Bandara Pattimura,” ujar Yamin.
Ia menambahkan, saat ini pihaknya bersama Pemerintah Provinsi Maluku tengah memperjuangkan peningkatan status Maluku dari embarkasi antara menjadi embarkasi haji penuh.
Sementara, Karel Ralahalu, yang juga purnawirawan TNI AD berpangkat Brigadir Jenderal, mengulas kembali inisiatifnya kala itu. Menurutnya, keinginan menjadikan Maluku sebagai embarkasi haji antara lahir dari semangat membangun kembali harmoni sosial pascakonflik di awal 2000-an.
“Waktu itu, saya bertemu Dirjen Bimas Islam, Bapak Nasaruddin Umar, dan Menteri Agama Suryadharma Ali. Ketika ditanya apa yang ingin saya wariskan, saya sampaikan keinginan agar Maluku ditetapkan sebagai embarkasi haji antara untuk memperkuat solidaritas umat,” kenang Karel.
Namun, keterbatasan infrastruktur seperti landasan pacu yang belum memadai menjadi tantangan besar. Meski demikian, semangat membangun kedamaian terus ia suarakan lewat berbagai momentum, termasuk saat berhasil membawa Maluku menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional ke-24 pada 2012.
“Sebagai Gubernur yang beragama Kristen, saya ingin MTQ menjadi ruang pemersatu. Saya usulkan agar MTQ dipindahkan dari provinsi lain ke Maluku. Hasilnya luar biasa, karena ada partisipasi paduan suara dari umat Kristen yang turut menyemarakkan suasana,” jelasnya.
Karel menyebut, kehadiran simbol-simbol damai seperti Gong Perdamaian Dunia di Ambon menjadi bukti bahwa semangat toleransi di Maluku tumbuh lewat kolaborasi antarumat beragama.****