Ambon, — Maluku Integrated Port (MIP) sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) merupakan peluang langka yang tak boleh disia-siakan oleh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Dengan potensi menjadi simpul logistik strategis di Kawasan Timur Indonesia, MIP bukan sekadar proyek pembangunan infrastruktur, tetapi menjadi pintu gerbang pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang dapat mengubah wajah Maluku secara menyeluruh.
Namun peluang ini tidak datang tanpa tantangan. Salah satu kunci utama dalam merealisasikan proyek ini adalah ketertiban dan keamanan masyarakat. Investasi besar seperti ini membutuhkan jaminan stabilitas sosial.
Karena itu, sinergi antara masyarakat, tokoh adat, pemuka agama, pemuda, dan aparat keamanan menjadi syarat mutlak. Stabilitas bukan hanya hasil dari kontrol, tetapi dari partisipasi aktif dan kesadaran kolektif bahwa proyek ini milik kita bersama.
Di sisi lain, Pemerintah Daerah Kabupaten SBB memegang peranan sentral. Dalam kerangka otonomi daerah, pertanyaannya kini: mampukah Pemda SBB menerjemahkan visi dan keinginan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat dalam kerangka lokal yang kompleks dan dinamis?
Disinilah kepemimpinan Bupati SBB, Asri Arman dan Wakil Bupati Selfinus Kainama diuji. Kepiawaian mereka dalam menjembatani aspirasi lokal dan tuntutan nasional akan menjadi penentu posisi strategis SBB dalam proyek ini.
Kita perlu jujur bahwa posisi proyek ini belum final dan sangat mungkin bergeser jika daerah tidak proaktif. Kabupaten/kota lain di Maluku juga tengah berlomba-lomba menunjukkan kesiapan mereka. Maka tidak cukup hanya mengandalkan posisi geografis atau potensi wilayah—yang tak kalah penting adalah kesigapan birokrasi, kesiapan administrasi, dan relasi konstruktif dengan masyarakat serta pemilik lahan, baik itu milik masyarakat adat maupun korporasi.
Pemda SBB harus memastikan bahwa setiap aspek legalitas lahan terpenuhi, dan masyarakat diajak dalam dialog partisipatif. Transparansi, keterbukaan, dan komunikasi intensif menjadi jalan terbaik mencegah konflik horizontal maupun vertikal.
Oleh karena itu, kami mengajak seluruh masyarakat Seram Bagian Barat untuk bersatu padu, menjaga ketertiban, dan mendukung langkah-langkah strategis yang diambil Pemda demi keberhasilan proyek ini.
Jangan menjadi penonton di tanah sendiri. Mari kita dorong Pemda untuk bekerja dengan kecepatan nasional, bukan kecepatan lokal.
Dan kepada Bupati Asri Arman dan Wakil Bupati Selfinus Kainama, kami menaruh harapan besar. Pemimpin hebat diuji dalam situasi krusial. Tunjukkan bahwa SBB bukan hanya siap, tapi layak menjadi pusat pertumbuhan ekonomi nasional.
Jadikan MIP bukan hanya proyek nasional yang kebetulan dilaksanakan di SBB, tapi proyek bersama yang lahir dari kolaborasi masyarakat dan pemerintah daerah.
Maluku Integrated Port adalah peluang emas. Tapi hanya akan jadi emas bagi mereka yang siap menambangnya dengan tanggung jawab, kecerdasan, dan kesatuan.***