Piru, Maluku — Tak mau buang waktu, Pemerintah Negeri Luhu bersama Panitia Pembangunan Masjid Raya langsung tancap gas. Sehari pasca pembentukan kepanitiaan, mereka turun langsung ke lapangan, meninjau sekaligus mengukur lokasi pembangunan Masjid Raya Negeri Luhu yang berlokasi di Waewahola, Negeri Luhu, Huamual.
Langkah cepat ini menjadi sinyal kuat bahwa pembangunan Masjid Raya bukan sekadar wacana.
Lokasi yang telah disiapkan mencakup area seluas 17.424 meter persegi — luas yang akan memungkinkan pembangunan masjid megah dengan fungsi beragam.
Bukan hanya sebagai rumah ibadah, Masjid Raya Negeri Luhu dirancang menjadi pusat kegiatan keagamaan, sosial, pendidikan, dan budaya yang menyatukan masyarakat lintas generasi.
Sehari sebelumnya, Sabtu (26/04/2025), Negeri Luhu menggelar rapat besar yang melibatkan tokoh masyarakat, pemerintah negeri, serta berbagai unsur warga. Rapat tersebut menghasilkan keputusan penting: membentuk Panitia Pembangunan Masjid Raya, dengan Umar Kaliki terpilih sebagai Ketua Panitia.
Prakata singkatnya, Kaliki menegaskan bahwa keberhasilan proyek ini bergantung pada kekuatan kolektif masyarakat.
“Masjid ini bukan hanya tempat sujud dan doa, tetapi juga simbol persatuan, kebanggaan, dan kemajuan Negeri Luhu. Kami mengajak semua pihak untuk bergotong-royong, menyumbangkan tenaga, pikiran, bahkan material, demi masa depan yang lebih baik,” seru Umar dengan penuh semangat.
Pemerintah Negeri dan Panitia Pembangunan tak ingin langkah cepat ini berhenti di tahap awal. Mereka berkomitmen segera menyusun rencana detail, menggalang dukungan lebih luas, dan mempercepat realisasi pembangunan.
Dengan semangat kebersamaan yang menyala-nyala, Negeri Luhu optimistis Masjid Raya akan segera berdiri kokoh, menjadi pusat aktivitas keagamaan, sosial, dan pendidikan, serta menjadi kebanggaan abadi bagi Negeri Luhu.***