Ambon, Maluku– Langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon melakukan penertiban terhadap pedagang kaki lima (PKL) serta kendaraan pribadi dan angkutan kota di kawasan Pasar Mardika mendapat apresiasi. Namun, masyarakat berharap upaya ini tidak hanya berlangsung sesaat, melainkan menjadi kebijakan berkelanjutan untuk menata Pasar Mardika secara permanen.
“Kami berharap penertiban ini tidak berhenti hanya hari ini atau dalam hitungan satu-dua hari ke depan. Pemkot harus terus mengawal dan menegakkan keputusan ini, sehingga terobosan besar hari ini benar-benar menjadi solusi permanen untuk pengelolaan Pasar Mardika yang lebih baik,” ujar Sadam Bugis, aktivis muda Maluku yang berdomisili di kota Ambon.
Dia mengingatkan agar penertiban ini bukan semata-mata untuk mengejar capaian 100 hari kerja pasangan Bodewin Wattimena dan Enrico Matitaputty (BETA).
Penanganan harus dilakukan secara optimal dan berkelanjutan, dengan memperhatikan hak-hak pedagang kecil.
“Jangan sampai ada pedagang yang merasa ditertibkan tanpa diberikan solusi, seperti penyediaan tempat relokasi yang layak. Pemerintah tidak boleh hanya bersikap ‘cuek’ terhadap nasib mereka, apalagi sampai memperburuk angka kemiskinan dan pengangguran di Kota Ambon,” jelas Sadam.
Di sisi lain, lanjut dia, penataan lalu lintas di kawasan Pasar Mardika juga menjadi sorotan.
Kemacetan yang selama ini terjadi disebut akibat kelalaian oknum petugas Dinas Perhubungan dan para sopir angkot yang tidak disiplin.
Untuk itu, dibutuhkan sistem pengelolaan lalu lintas yang teratur dan diberlakukan secara permanen, tidak hanya saat momentum penertiban.
“Semoga ke depan tidak ada lagi kendaraan parkir sembarangan atau pedagang berjualan seenaknya. Jika pola lama kembali terulang, maka artinya Wali Kota sendiri telah lalai dalam mengawal keputusan penting ini,” pungksnya. ***