Ambon, Maluku – Masyarakat Maluku, khususnya generasi muda, semakin solid memberikan dukungan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia terkait polemik tambang di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya. Salah satu yang bersuara tegas mendukung adalah Aliansi Pemuda Maluku, melalui ketua, Subhan Pattimahu, memberikan pandangan atas kebijakan serta integritas Bahlil dalam menghadapi isu tersebut.
Pattimahu menegaskan rasa bangganya atas langkah konkret Bahlil yang turun langsung ke lokasi Raja Ampat.
Menurutnya, sikap tersebut menunjukkan bahwa Bahlil bukan hanya menteri yang peduli pada daerah asalnya, tapi juga memiliki karakter tegas dan berani yang khas dari pemimpin Timur.
“Tentu orang Timur, Maluku – Papua bangga. Bahlil tak hanya bicara, dia turun ke lapangan. Sebagai putra daerah, ini menegaskan bahwa dia memang peduli, bukan hanya sekedar jabatan. Dia pastikan berhentikan sementara aktivitas perusahan,” ungkap Subhan.
Sebagai Ketua Harian Ormas SOKSI Maluku, Subhan menilai Bahlil telah menunjukkan komitmennya untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat di Maluku dan Papua.
“Bahlil tidak hanya berbicara tentang kebijakan. Dia mengambil tindakan nyata, menunjukkan karakter Timur yang sesungguhnya—berani dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambil,” tegas Subhan.
Selain itu, Subhan menyebutkan berbagai kebijakan Bahlil yang telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, seperti pembangunan Sport Centre di Unpatti, PLTP 40 MW, serta penyediaan BBM untuk nelayan dengan pembangunan enam SPBUN baru di Maluku.
Bahlil yang berasal dari kalangan bawah, menurut Subhan, sangat memahami bagaimana sulitnya hidup dalam keterbatasan.
“Bahlil tahu betul apa itu perjuangan rakyat. Beliau bukan hanya bekerja untuk negara, tapi juga untuk Maluku dan Papua,” kata Subhan.
Namun, tidak semua pihak mendukung langkah-langkah tegas Bahlil, terutama kebijakan-kebijakan yang menyasar mafia dan kartel tambang.
Salah satu keputusan Bahlil yang kontroversial adalah penangguhan izin PT Gag Nikel di Raja Ampat. Subhan menyebut langkah tersebut penting untuk menata kembali sektor minerba yang selama ini didominasi oleh kelompok-kelompok yang merugikan rakyat.
“Kebijakan Bahlil yang menangguhkan izin PT Gag Nikel adalah langkah yang harus diambil. Itu untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam sektor ini yang selama ini dikuasai mafia,” jelasnya.
Meski ada desakan agar Bahlil dicopot dari jabatannya, Subhan menegaskan bahwa suara tersebut tidak mewakili mayoritas rakyat Maluku.
“Kami tahu betul apa yang Bahlil lakukan. Mereka yang teriak ingin menurunkan Bahlil hanyalah kelompok yang terancam oleh kebijakan tegas beliau. Mereka tak paham apa yang sebenarnya terjadi di lapangan,” tambah Subhan.
Subhan pun menegaskan bahwa permasalahan yang dihadapi bukan soal Bahlil sebagai individu atau masalah Maluku dan Papua semata.
“Bahlil berjuang untuk menyelesaikan persoalan besar yang ada di sektor energi dan sumber daya mineral Indonesia. Ini bukan hanya untuk Maluku dan Papua, tetapi untuk seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.
Pernyataan ini juga menjadi seruan untuk seluruh elemen masyarakat, agar lebih mendukung langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah, khususnya kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Bahlil.
“Kami mengimbau masyarakat Maluku dan Indonesia untuk mendukung kebijakan Bahlil. Kita harus bersatu untuk mengawal proses ini agar tetap berjalan transparan dan akuntabel. Semua ini demi kebaikan rakyat, bangsa, dan negara,” tutup Subhan. ***