Ambon, Maluku — Sejumlah pedagang di kawasan Pasar Mardika mengakui oknum atas nama SA kerap mengatur melalui orang suruhannya. Mereka tak berani melawan karena mengetahui bahwa oknum berinisial SA merupakan sosok yang kerap terlihat mengawal Gubernur Maluku dalam berbagai kegiatan.
Beberapa pedagang yang ditemui media ini pada Jumat (24/10) menuturkan, mereka memilih diam dan menuruti perintah orang-orang suruhan SA karena takut akan ada konsekuensi jika melawan.
“Iya pa… Dong bilang Antua itu yang kawal-kawal pa Gub di mana, dia di situ. Lalu anak-anak di Mardika beberapa jaga perintah. Termasuk katong jualan di luar. Kamaring dong mau bakupul gara-gara pedagang bayar satu juta,” ungkap seorang pedagang yang meminta namanya dirahasiakan.
Keterangan serupa juga disampaikan pedagang lain yang menyebut, praktik tersebut sudah berlangsung cukup lama dan melibatkan beberapa orang yang mengatasnamakan orang orang penting di lingkaran pemerintah provinsi.
“Dong (mereka) datang bilang ini perintah dari orang dekat gubernur. Katong mau bilang apa lagi? Takut juga, apalagi nama besar yang disebut-sebut,” ucap pedagang lainnya dengan nada pasrah.
Dia akui, pada Kamis kemarin hampir saja adu jotos diujung cekcok antara pedagang dan bawahan SA.
Sumber internal di lingkungan pengelola pasar menyebut, keberadaan oknum AS dan orang suruhannya sudah sering dikeluhkan, namun hingga kini belum ada langkah nyata dari pihak berwenang untuk menindak.
Kondisi ini membuat pedagang kecil menjadi korban, harus mengeluarkan uang tambahan hanya untuk bisa berjualan di tempat yang sebenarnya dilarang.
Situasi tersebut menambah panjang daftar persoalan yang membelit Pasar Mardika. Alih-alih menjadi pusat aktivitas ekonomi rakyat yang tertib dan aman, kawasan ini justru terus diwarnai praktik liar dan permainan kekuasaan.
Pemerintah Pemerintahdiminta untuk segera turun tangan dan menindak tegas para pelaku, termasuk jika benar terdapat keterlibatan oknum yang mengaku dekat dengan pejabat daerah.***







































































Discussion about this post