Masohi, Maluku—Bupati Maluku Tengah, Zulkarnain Awath, menegaskan komitmennya untuk memperkuat pemerataan akses pendidikan di seluruh wilayah Kabupaten Maluku Tengah, termasuk di kawasan pegunungan dan daerah-daerah yang sulit dijangkau. Hal itu disampaikan Bupati saat menghadiri kegiatan Program INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) yang digelar di Aula Hotel Lelemuku, Masohi, Selasa (28/10).
Bupati didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maluku Tengah Husen Mukadar, Provincial Manager INOVASI Maluku Mus Maulim dan Gol – Media Relation Lead INOVASI, Erix S Hutasoit.
Bupati Zulkarnain menyampaikan bahwa kondisi dunia pendidikan saat ini telah banyak berubah dan menuntut semua pihak untuk beradaptasi, termasuk guru dan kepala sekolah.
“Kalau kita masuk ke kelas sekarang, sudah sangat jauh berbeda dengan dulu. Saya sudah instruksikan bukan hanya siswa yang harus berinovasi, tetapi guru juga. Setiap minggu harus ada evaluasi dan arahan untuk peningkatan kualitas belajar,” ujar Bupati Zulkarnain di hadapan peserta kegiatan.
Dalam arahannya, Zulkarnain juga menyoroti pentingnya pemerataan akses internet di seluruh wilayah Maluku Tengah sebagai langkah mendukung peningkatan mutu pendidikan.
Ia mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada sejumlah unit starlink yang beroperasi di wilayah terpencil, dan akan segera ditambah lagi, terutama di kawasan pegunungan dan wilayah terpencil yang sulit dijangkau jaringan komunikasi.
“Kami akan tempatkan tambahan dua puluh tujuh Starlink di wilayah-wilayah yang sulit diakses. Ini langkah awal untuk memastikan anak-anak di pegunungan bisa belajar dengan akses internet yang sama seperti di kota,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah daerah juga menyiapkan genset untuk mendukung pengoperasian perangkat tersebut agar bisa berfungsi dengan baik. “Kita pantau terus. Ini bagian dari upaya membuka akses pendidikan yang baik agar setara dengan daerah lain di Indonesia,” tegasnya.
Bupati juga menyinggung persoalan keterbatasan infrastruktur dasar di wilayah Maluku Tengah, khususnya di daerah pegunungan yang hingga kini masih sulit dijangkau.
Menurutnya, masih ada sejumlah daerah yang hanya bisa diakses setelah menempuh perjalanan selama lima hari, dan belum terlayani listrik secara memadai.
“Benar, kalau daerah kita ada yang harus dilalui lima hari lima malam. Infrastruktur kita masih jauh dari sempurna. Karena itu, saya minta bantuan teman-teman media, terutama media nasional, untuk ikut mengangkat persoalan ini,” kata Zulkarnain.
Ia menjelaskan, dirinya sudah beberapa kali bertemu dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral serta dinas dan balai terkait untuk membahas percepatan akses listrik di wilayah pegunungan.
“Kalau kita menunggu infrastruktur baru, listrik mungkin baru datang bertahun-tahun lagi. Karena itu saya dorong berbagai alternatif agar masyarakat di pegunungan tidak terus tertinggal,” ujarnya.
Bupati menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak akan berhenti memperjuangkan pemerataan akses pendidikan dan pembangunan.
“Jangan kami ditinggal. Saya sampaikan ini karena saya liat banyak media nasional disini. Sampaikan ini kepada pemerintah pusat. Kami akan terus berjuang agar akses pendidikan, listrik, dan internet bisa terbuka untuk semua,” tegasnya dengan nada penuh semangat.
Bupati Zulkarnain berharap kolaborasi dengan program INOVASI ini dapat memperkuat kapasitas daerah dalam membangun sistem komunikasi pendidikan yang efektif dan mempercepat pemerataan mutu pendidikan di Maluku Tengah.
“Kita ingin ada mesin komunikasi daerah yang kuat untuk advokasi mutu pendidikan. Dengan dukungan semua pihak, saya yakin pendidikan Maluku Tengah akan maju dan sejajar dengan daerah lain di Indonesia,” pungkasnya.
Sementara Gol – Media Relation Lead INOVASI, Erix S Hutasoit, menjelaskan, Program INOVASI sendiri merupakan kemitraan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia di bidang pendidikan dasar yang telah berjalan sejak tahun 2016 dan memasuki fase ketiga pada tahun 2024.
Program ini berfokus pada peningkatan pembelajaran dan keterampilan dasar siswa sekolah dasar di Indonesia melalui dukungan teknis, kemitraan daerah, uji coba berbagai pendekatan inovatif, serta pengembangan pengetahuan.
“Kegiatan di Masohi ini menghadirkan sejumlah narasumber dari tingkat nasional, di antaranya Redaktur Pelaksana Republika, Subroto; Editor Kompas.com, Ayunda Pininta Kasih; dan Ratna Sri Widiyastuti dari Harian Kompas, serta para kepala sekolah dan guru inovatif dari Maluku Tengah,” paparnya.
Melalui kegiatan ini lanjut Hutasoit, peserta diharapkan memahami keterkaitan antara visi dan misi pemerintah daerah dengan Standar Pelayanan Minimum bidang pendidikan, serta mampu mengidentifikasi dan mempublikasikan praktik baik dalam pembelajaran dan kepemimpinan sekolah.***







































































Discussion about this post