Ambon, Maluku- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai terus mendorong peningkatan program pembinaan bagi warga binaan yang kali ini mengikuti kegiatan Upacara Sumpah Pemuda ke-97 Tahun 2025, Selasa (28/10). Melalui tema ‘Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu’, diharapkan warga binaan terus berpartisipasi aktif dalam menjalin persatuan dan kebersamaan mengikuti berbagai program pembinaan untuk memberi semangat menjelang reintegrasi sosial.
Kepala Lapas (Kalapas) Wahai, Tersih Victor Noya, dalam amanatnya mengatakan bahwa keterlibatan warga binaan dalam upacara Sumpah Pemuda merupakan bentuk pengakuan bahwa meski sebagai pelanggar hukum namun mereka juga bagian dari warga negara Indonesia yang patut didorong semangatnya untuk cinta tanah air dan bangsa.
“Kami melibatkan warga binaan dalam upacara ini karena sangat relevan dengan salah satu program pembinaan kepribadian yaitu kesadaran berbangsa dan bernegara, guna pembaruan karakter dan semangat nasionalisme,” ungkap Tersih.
Hal tersebut dibuktikan dengan keterlibatan warga binaan secara langsung dalam rangkaian upacara yakni sebagai pembaca naskah UUD 1945 dan pembawa doa.
Lebih lanjut, Kalapas mengatakan bahwa ada tiga nilai dari peringatan Sumpah Pemuda yang terkandung dalam program Pembinaan di Lapas yaitu Persatuan dan Kesatuan, Nasionalisme, dan Perubahan Perilaku.
“Semangat persatuan yang menyatukan warga binaan dari berbagai latar belakang, diimplementasikan dalam Lapas untuk membangun kerukunan di antara warga binaan. Nilai nasionalisme melalui pembinaan di Lapas menanamkan kembali rasa cinta tanah air dan pengabdian kepada bangsa serta mendorong mereka untuk berkontribusi positif setelah bebas. Sedangkan Perubahan perilaku sebagaimana tujuan pemasyarakatan menjadi landasan motivasi bagi warga binaan untuk bertaubat dan memperbaiki diri,” jelasnya.
Usai upacara, Kasubsi Pembinaan, Merpaty S. Mouw, menambahkan bahwa pelaksanaan upacara Sumpah Pemuda juga menjadi bagian dari pembinaan karakter bagi warga binaan.
“Kami berharap kegiatan seperti ini mampu menanamkan nilai disiplin, tanggung jawab, dan cinta tanah air kepada warga binaan. Ini bentuk nyata bahwa proses pembinaan tidak hanya soal keterampilan, tetapi juga pembentukan moral dan nasionalisme melalui pembinaan kepribadian,” tambah Merpaty.
Salah seorang warga binaan yang ikut dalam upacara, berinisial SS, mengaku bangga dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
“Momen ini menjadi motivasi bagi kami untuk tetap cinta tanah air, merubah sikap dan perilaku serta berusaha menjadi warga masyarakat yang lebih baik setelah bebas nanti,” ungkapnya.
Ditempat terpisah, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro, memberikan apresiasinya atas langkah Lapas Wahai yang tidak hanya melibatkan para petugas sebagai peserta upacara namun juga merangkul warga binaan.
“Ini adalah hal yang sangat positif. Melalui peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini, Lapas Wahai telah menunjukan upaya dalam menanamkan semangat persatuan, kebersamaan dan kerja sama untuk menciptakan kehidupan yang harmonis sesuai salah satu program Asta Cita Presiden RI, sehingga nilai-nilai kebangsaan dapat terus hidup dalam setiap langkah pembinaan warga binaan menuju reintegrasi sosial,” puji Ricky.***







































































Discussion about this post