Piru, Maluku — Aksi unjuk rasa para karyawan PT Spice Island Maluku (PT SIM) di depan Kantor Bupati Seram Bagian Barat (SBB) diwarnai peristiwa tak terduga. Saat hujan deras mengguyur kawasan tersebut pada pukul 14.15 WIT, tiang bendera Merah Putih yang berdiri di halaman kantor tiba-tiba patah, Senin, (27/10).
Melihat kejadian itu, Anas, seorang karyawan PT SIM yang turut dalam aksi tersebut, spontan berlari di tengah hujan untuk menyelamatkan bendera Merah Putih agar tidak jatuh dan terinjak tanah.
Meski dalam kondisi basah kuyup, Anas berhasil memegang dan melipat bendera dengan hati-hati, sambil memastikan simbol negara itu tetap terjaga kehormatannya.
Aksi cepat tanggap Anas mendapat apresiasi dari pegawai dan masyarakat yang berada di lokasi, karena dinilai mencerminkan rasa nasionalisme di tengah situasi aksi yang memanas.
Tiang bendera yang patah diduga karena kondisinya sudah usang dan tidak mampu menahan terpaan angin serta hujan deras.
Hingga pukul 17.30 WIT, pantauan di lokasi menunjukkan belum ada petugas dari Pemerintah Kabupaten SBB yang mengganti tiang bendera yang patah tersebut.
Aksi Karyawan PT SIM Tuntut Bupati Cabut Surat Penangguhan
Sebelumnya, ratusan karyawan PT SIM yang tergabung dalam Forum Gerakan Tenaga Kerja untuk Keadilan PT SIM, dipimpin oleh Koordinator Lapangan Melky Sedek Tuhehay bersama Jacobis Hehatubun, menggelar aksi damai di depan Kantor Bupati SBB.
Dalam orasinya, para pekerja menuntut Bupati Seram Bagian Barat, Asri Arman, untuk segera mencabut surat izin penangguhan sementara yang menyebabkan operasional PT SIM berhenti dan ribuan pekerja kehilangan mata pencaharian.
“Jika hari ini surat pencabutan izin tidak diserahkan kepada kami, maka kami akan tetap bertahan dan tidur di depan Kantor Bupati,” tegas Melky Sedek Tuhehay dalam orasinya.
Jacobis Hehatubun juga menyampaikan kekecewaannya terhadap sikap pemerintah daerah.
Ia menegaskan bahwa jika tuntutan tidak dipenuhi, para pekerja siap melakukan aksi lanjutan, termasuk memblokir akses jalan di Desa Nuruwe dan Desa Kawa.
Para demonstran membawa spanduk bertuliskan pesan penolakan terhadap rencana proyek Maluku Integrated Port (MIP), jika PT SIM ditutup secara permanen.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Seram Bagian Barat belum menemui massa aksi untuk menanggapi tuntutan tersebut.*** NUS







































































Discussion about this post