Ambon, Maluku — Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Ambon melaksanakan monitoring dan evaluasi (monev) pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada bulan pertama pelaksanaan program inovasi Gebrakan Stunting. Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan efektivitas program dalam mendukung percepatan penurunan angka stunting, khususnya pada balita dan ibu hamil.
Kepala BPOM di Ambon, Tamran Ismail, S.Si., MP, mengatakan monev difokuskan pada penilaian kualitas, keamanan, serta pemanfaatan PMT oleh sasaran program. Menurutnya, aspek mutu dan keamanan pangan menjadi perhatian utama agar PMT benar-benar memberikan manfaat optimal bagi pertumbuhan dan kesehatan anak.
“Monitoring dan evaluasi ini penting untuk memastikan PMT yang diberikan memenuhi standar keamanan pangan dan gizi, serta benar-benar dikonsumsi oleh sasaran sesuai ketentuan. Hasil monev bulan pertama menunjukkan respons masyarakat yang cukup baik,” ujar Tamran.
Ia menegaskan, program inovasi Gebrakan Stunting merupakan wujud komitmen BPOM dalam mendukung program nasional penurunan stunting melalui pengawasan obat dan makanan yang aman, bermutu, dan bergizi. Selain pengawasan, BPOM juga aktif memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya konsumsi pangan sehat dan aman.
Tamran berharap, melalui evaluasi berkala, pelaksanaan PMT ke depan dapat terus ditingkatkan, baik dari sisi distribusi, variasi menu, maupun pendampingan kepada keluarga penerima manfaat. “Kami akan terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan lintas sektor agar program ini berkelanjutan dan memberi dampak nyata dalam pencegahan stunting,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Raja Negeri Laha, Muhammad Yasir Mewar, menyampaikan dukungan penuh Pemerintah Negeri Laha terhadap program pencegahan stunting, khususnya bagi anak balita. Ia menilai kolaborasi antara BPOM, pemerintah negeri, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program.
“Monitoring dan evaluasi ini penting untuk memastikan PMT benar-benar memberi manfaat bagi anak-anak yang membutuhkan. Kami berharap program ini terus berlanjut dan semakin diperkuat,” ujarnya.
Sementara itu, BPOM Ambon menjelaskan evaluasi juga dilakukan untuk menilai kesesuaian pelaksanaan program dengan standar keamanan pangan serta melihat dampak awal pemberian PMT terhadap peningkatan status gizi sasaran. BPOM menekankan pentingnya pemanfaatan pangan lokal yang aman, bermutu, dan bergizi.
Kegiatan monev ini melibatkan perangkat pemerintah negeri, kader kesehatan, serta para orang tua penerima manfaat. Selain evaluasi, peserta juga mendapatkan edukasi tentang gizi seimbang, keamanan pangan, dan peran keluarga dalam mencegah stunting sejak dini.
Melalui program inovasi Gebrakan Stunting, BPOM Ambon bersama Pemerintah Negeri Laha menegaskan komitmen untuk mendukung upaya pemerintah mewujudkan generasi sehat dan bebas stunting di Kota Ambon.***




































































Discussion about this post