Ambon, Maluku – Klaster Paparisa yang merupakan simpul kolaboratif dari Remaja Masjid dan Angkatan Muda Gereja, Jumat (14/2/2025), menggelar dialog bertemakan lingkungan. Kegiatan yang dinamai Sampahku Rupiahku ini berlangsung, di Aula Gedung Student Center Lantai II, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon.
Dialog ini juga melibatkan Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi IAIN Ambon. Rencananya akan berlangsung selama dua hari. Di mana, pada hari pertama digelar dialog, kemudian di hari kedua pembersihan lingkungan di rumah-rumah ibadah (Masjid dan Gereja), sekaligus menyerahkan tempat pembuangan sampah mini.
Klaster Paparisa ingin mewujudkan peran anak muda dalam konteks pelestarian lingkungan, yang dimulai dari rumah-rumah ibadah. Karena menurut komunitas ini, nilai-nilai agama sangat berperan penting dalam menata kehidupan sosial kemasyarakatan, termasuk soal lingkungan.
Pada dasarnya, Klaster Paparisa merupakan sebuah gabungan komunitas simpul yang bergerak dalam bidang Toleransi Antar Umat Beragama. Fokus utamanya adalah membina, mendidik, dan melatih generasi muda dalam menerapkan konsep kerukunan antar umat beragama.
Meski demikian, ada konsep dan visi besar lain yang dibangun oleh Klaster Paparisa, yakni Toleransi Pro Eksistensi Berbasis Lingkungan. Jadi selain fokus pada konsep kerukunan beragama, para kaula muda dari dua komunitas berbeda ini juga akan memfokuskan diri pada isu-isu lingkungan hidup.
Prinsipnya, mereka ingin meningkatkan penyadartahuan masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan, seraya mempererat tali persaudaraan antara umat beragama.
Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon, Cornelia Pary, S.Pd, M.Pd menyatakan, Tema Sampahku, Rupiahku sangat relevan dengan upaya menjaga kebersihan lingkungan dan mengajarkan nilai-nilai toleransi antar umat beragama.
Karena selain berdampak positif pada lingkungan, kegiatan ini juga dapat mempererat hubungan antar komunitas, dengan saling memahami dan menghargai perbedaan serta keyakinan.
“Ini adalah contoh nyata bagaimana kerukunan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, melalui aksi yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat,” ujarnya.
Sementara Ketua Kluster Paparisa, Mulyadi Taslim menambahkan, kegiatan yang digelar merupakan wujud komitmen Klaster Paparisa dalam memperkenalkan konsep toleransi kepada generasi muda, dengan mengajak mereka untuk peduli pada kebersihan lingkungan sebagai bagian dari ibadah sosial.
“Iya harapanya, dengan adanya kolaborasi antar komunitas ini, kita dapat menunjukkan bahwa kerukunan antar umat beragama bisa terwujud melalui aksi nyata, yang bermanfaat bagi masyarakat dan alam sekitar,” cetusnya.
Tentu dengan melibatkan berbagai komunitas dan pihak terkait, kegiatan seperti ini diharapkan bisa memantik orang lain untuk ikut merawat lingkungan, juga membangun hubungan yang baik antar sesama orang sudara. (**)