- Aktivis Muhammadiyah nilai sejumlah Calon Gubernur Maluku Miskin Gagasan
- Sejumlah Cagub Maluku mangkir dari ruang ilmiah Universtitas Pattimura
- Aktivis Muhammadiyah Semprot Sejumlah Calon Gubernur Maluku yang tidak hadir
Ambon, Maluku– AKTIVIS Muhammadiyah, Wandri Makassar angkat bicara perihal ketidak hadiran sejumlah Baka Calon Gubernur Maluku di arena menggelar Regional Meeting University Leader.
Padahal agenda yang digagas para akademisi “Kampus Basudara” itu terlanjur menjadi perhatian public di Maluku.
Kepada wartawna media ini, Rabu (03/07), aktivis asal Kabupaten Seram Bagian Barat itu memberikan komentar pedas.
Dia menyayangkan, agenda dengan gaung sebegitu besar tidak dihadiri oleh para Bakal Calon Gubernur Maluku.
Menurut Wandri, Kegiatan tersebut berlangsung tanggal 2 juli 2024 lalu. Forum Intelektual digagas oleh Universitas Pattimura dengan mengundang 6 orang Calon Pemimpin Maluku di dalam Kegiatan Regional Meeting Pimpinan Perguruan Tinggi se-Maluku.
Dijelaskan, kegiatan yang diselenggarakan secara hybrid tersebut, bukan saja menakar terkait sekelumit Permasalahan akan dialektika yang terbangun pada diskursus ilmiah tersebut namun memang eloknya harus terlihat gagasan Politik pembangunan Maluku oleh Para calon pemimpin Maluku yang akan bertanding di Pilkada 27 November 2024.
“Sungguh sangatlah disayangkan akan ketidakhadiran sebagian beesar kompetitor dan hanya dihadiri Febry Calvin Tetelepta,” ungkap Wandri.
Padahal lanjut dia, fokus isu ialah membicarakan tentang peningkatan kualitas potensi Sumber Daya Manusia (SDM) di Maluku. Sejauh ini Maluku masih berada diurutan ke empat daerah termiskin Indonesia, hingga hari ini.
Avilator pemerhati Politik di Maluku itu menilai, UNPATTI sebagai bagian dari Laboratorium Pendidikan Maluku, menyediakan wadah untuk pengembangan kapasitas berpikir dalam ruang dialektika kepada setiap orang yang mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di Bumi Raja-Raja.
“Mau mencalonkan diri menjadi Gubernur Maluku, namun Publik Maluku yang menonton baik Secara langsung ataupun melalui chanel youtube pastinya akan memberikan penilaian rasional atas ketidakhadiran Orang-orang dimaksud yang tidak menghargai Undangan dari kampus kebanggan orang Maluku itu,”
Dirinya menambahkan, kalaupun dalam pengamatan secara komprehensif maka akan terbesit, ketidak hadiran para calon Gubernur Maluku itu sebagai wujud “kemiskinan”.
“Mereke itu miskin. Miskin ide, miskin gagasan yang hanya bermodalkan Spanduk, leaflet serta video editan untuk Gagah-gagahan di medsos demi menaikan Popularitas kepada Pemilih di Maluku. Lebih dari itu tidak ada. Hanya miskin yang ada,” tegas dia.
Wandri mengingatkan, pemimpin kedepan harus menunjukan kulaitas diri. Baik di wilayah kerja-kerja birokrasi, politik, juga penting di ruang-ruang ilmiah.
“Memiliki kemapuan di ruang intelektual untuk dipertontonkan kepada masyarakat. Masyarakat jangan hanya dicekoki dengan Foto-foto selfie kemudian menuliskan quotes bijak seakan kaya. Padahal mangkir dari ruang ilmiah besar dari kampus kebanggaan orang Maluku,” kunci Wandri***