Ambon, Maluku– Pemerintah Kota Ambon menunjukkan komitmennya dalam menata ruang kota dan memberdayakan ekonomi kerakyatan dengan merancang pembangunan pasar khusus bagi pedagang tradisional yang dikenal sebagai Mama-Mama Papalele.
Rencana tersebut disampaikan Walikota Ambon, Drs. Bodewin Wattimena pada, Jumat (25/04) sebagai langkah strategis dalam mendukung aktivitas ekonomi informal sekaligus melestarikan budaya lokal yang menjadi identitas khas Maluku.
Wattimena dalam keterangannya, menegaskan bahwa kehadiran pasar khusus ini bertujuan memberikan ruang yang aman, layak, dan terorganisir bagi para Mama Papalele yang selama ini berjualan secara berpindah-pindah di trotoar, pinggir jalan, dan sudut-sudut kota.
Pembangunan ini tidak hanya soal infrastruktur, tetapi juga bentuk penghargaan terhadap kontribusi nyata mereka dalam roda perekonomian rakyat.
“Selama ini Mama-Mama Papalele telah menjadi bagian penting dari denyut ekonomi kota. Mereka butuh ruang yang manusiawi dan representatif untuk menjalankan usahanya,” ujarnya.
Selain menjadi pusat aktivitas ekonomi, pasar ini dirancang untuk menjadi simbol pemberdayaan perempuan dan pelestarian tradisi lokal.
Pemerintah kata Wattimena berencana melibatkan para pedagang dalam proses perencanaan agar fasilitas yang dibangun benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan pola kerja mereka sehari-hari.
Perihal itu, DPD KNPI Provinsi Maluku melalui bidang opini publik, Fahrul Kaisuku sekaligus praktisi Literasi kota Ambon menilai langkah ini sebagai terobosan penting dalam menata ekonomi informal tanpa mengabaikan aspek kultural.
Jika dijalankan dengan pendekatan partisipatif dan berkelanjutan, pasar khusus Mama Papalele dapat menjadi model pengelolaan pedagang tradisional yang inklusif dan berdaya saing.
Terlebih, Pemkot juga akan menyiapkan pelatihan manajemen usaha sederhana bagi para pedagang guna meningkatkan kapasitas dan daya saing mereka di tengah dinamika ekonomi yang semakin digital dan terstruktur.
“Dengan rencana ini, Ambon tak hanya membangun pasar, tetapi juga merangkai harapan: menghadirkan ruang berjualan yang layak sekaligus mengangkat martabat para Mama Papalele sebagai pahlawan ekonomi lokal,” pungkas Kaisuku.***