Ambon, Maluku – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, saat ini sedang mengusulkan dua fakultas baru ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), di Jakarta.
Dua fakultas ini merupakan yang terbaru di Maluku dan kawasan timur, bahkan di Indonesia hanya ada di beberapa Perguruan Tinggi.
Dua fakultas tersebut yakni, Teknologi Informasi dan Data Sains serta Fakultas Vokasi. Saat ini proposal sudah diajukan ke Kementerian PANRB, dan tinggal menunggu tandatangan menteri untuk selanjutnya dioperasikan.
Rektor IAIN Ambon, Dr. Abidin Wakano kepada wartawan berharap, proposal pengajuan dua fakultas baru itu bisa segera ditandatangani oleh menteri.
“Ada dua fakultas baru yang sudah kita usulkan. Salah satunya adalah Fakultas Vokasi,” kata Abidin.
Menurutnya, pendidikan vokasi bertujuan untuk mencetak tenaga kerja yang siap kerja dan mampu bersaing secara global. Karena memang ciri khas Fakultas Vokasi itu lebih banyak praktek dibandingkan teori.
“Sisi lain menunjang penguasaan keahlian dan ketrampilan. Jadi memang sistem pendidikan yang nantinya menuntut lulusannya untuk siap bekerja,” jelasnya.
Fakultas baru ini, sambung Abidin, menjadi yang pertama di Maluku dan animonya cukup tinggi. Prinsipnya dua fakultas baru ini penting untuk dimiliki IAIN Ambon.
“Fakultas-fakultas ini animonya cukup tinggi, karena itu kita berharap ada peningkatan yang lebih baik. Pasalnya, dari semua Perguruan Tinggi di Maluku, IAIN memiliki akreditas tertinggi,” katanya.
Terkait Fakultas Vokasi, rinciannya ada vokasi kesehatan, pertanian, perikanan dan lain-lain. IAIN Ambon, lanjut dia, berkeinginan sekali untuk memiliki fakultas ini, karena sistem perkuliahannya langsung mengarah pada praktek atau orientasi pekerjaan
“Nah kalau kuliah di kesehatan seperti perawat, belum tentu langsung kerja. Tapi kalau vokasi itu langsung kerja, dan permintaan di Timur Tengah sangat tinggi sekali. Bukan saja, di Timur Tengah, tapi China bahkan Amerika,” kata Abidin.
Selain vokasi, terdapat juga Teknologi Informasi dan Data Sains. Fakultas ini adalah pecahan dari Dakwah Ushuluddin dan Ilmu Tarbiyah. Sementara ini proposal pengusulannya sudah ada di kementerian.
Menurut Abidin, pihaknya juga berencana membuka fakultas yang berkaitan dengan halal dan haji. Mengapa kedua fakultas ini penting? Karena memang telah menjadi kebutuhan di masa mendatang.
“Nanti ada fakultas umum juga, seperti Sains (Mipa). Ada juga fakultas kedokteran, tapi akan berbeda dengan di Universitas Pattimura Ambon. Kemudian pengembangan farmasi, supaya nantinya bisa memberdayakan komoditi lokal seperti cengkeh, pala dan lain-lain,” ungkapnya.
Namun apa pun itu fakultas umumnya, korps Islam studinya tetap ada. Dan hal inilah yang akan membedakan IAIN dengan institusi yang lain. Jadi seperti di abad pertengahan, ada Al Khawarizmi, Ibnu Sina dan lainnya lagi.
Artinya, mahasiswa yang nantinya kuliah pada fakultas-fakultas tersebut, harus paham tentang Islam. Mau jurusan apa saja, tapi baca tulis Al-Qur’an harus bagus.
“Jadi tetap ada kombinasi antara ilmu pengetahuan umum dan pemahaman Islam,” ujarnya.
Untuk mendukung berbagai fakultas yang sudah diusulkan tersebut, IAIN Ambon saat ini terdapat 29 prodi lama dengan akreditas baik, yakni berpredikat A dan B. Sementara enam prodi tambahan masih minimum, namun sudah punya izin operasional.
Hanya tinggal menunggu hasil dari proses mengumpulkan dan menganalisis data atau informasi untuk membuat penilaian atau keputusan (Assessment). Yang masuk dalam standar minimum itu seperti statistik dan informasi.
“Masih ada 6 prodi baru yang akan dibuka, yakni tiga di Fakultas Dakwah Ushuluddin dan lainnya di Ilmu Tarbiyah. Semua ini masih minimum, karena belum dilakukan assessment lapangan. Dia belum bisa assessment lapangan karena belum punya alumni,” kata Rektor menjelaskan.
Sementara tiga prodi yang sudah akreditasi A, diantaranya Pendidikan Agama Islam, Perbandingan Hukum Mazhab (PMH) dan Hukum Pidana Islam. Untuk prodi biologi dan matematika pasca sementara ini juga dalam proses penilaian, semoga nilainya baik.
“Untuk tahun depan, ada akreditas institut. Makanya tagline saya adalah Tahun Mutu Berbasis Kinerja. Jadi mendorong semua peningkatan mutu, dan hal ini saya rasa sangat penting sekali. Jadi beta ingin katong kerja berbasis pada mutu,” cetusnya.
Output dan outcome harus jelas. Baik dari pengembangan mutu akademik atau non akademik. (**)
Foto