Ambon, Maluku– SEBANYAK 20 Mahasiswa dari berbagai Kampus akan menjalankan program Magang di dua negeri di Maluku, yakni negeri Eri dan Hative Besar kota Ambon.
Kehadiran 20 Mahasiswa yang dibagi menjadi dua kelompok ini merupakan kolaborasi akbar, Program Kementerian Riset, Pendidikan dan Teknologi (Kemenristekdikti) dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK) melalui Pemberdayaan Mahasiswa dalam bentuk pengabdian ke wilayah kerja Perhutanan Sosial.
Kerjasama lintas kementerian itu dalam program Magang dan Studi Independen Bersertifkat (MSIB) bertajuk Jalan Mapan (Jelajah Hutan Masa Depan).
Sebelumnya, penyambutan sekaligus dirangkai pelepasan mahasiswa MSIB digelar dan dihadiri Kepala Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) Wilayah Maluku Papua, Ojom Somantri dan Kepala Dinas Kehutanan provinsi Maluku yang diwakili Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan Hutan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Adat, Nanang Syarifudin.
Penyambutan sekaligus dirangkai pelepasan itu dipusatkan di ruang rapat Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan wilayah Maluku Papua, Sabtu (28/09).
Kepala Dinas Kehutanan Melalui Kabid Perlindungan Hutan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Adat, Nanang Syarifudin menyampaikan sambutan selamat datang para peserta di MSIB di bumi raja raja.
“Ade-ade Mahasiswa harus tahu, Maluku ini nama lainnya Negeri Raja Raja. Karena penyebutan desa disini dengan kata Negeri. Setiap negeri memilik Raja. Sehingga disebut negeri raja raja,” papar Syarifudin membuka prakata mewakili Kepala dinas.
Sebagai tuan rumah, pihaknya menyediakan lokasi – lokasi tepat sasaran salah satunya Provinsi Maluku dengan menetapkan 2 lokasi perhutanan sosial di Kota Ambon yaitu Negeri Hative Besar dan Negeri Erie.
Dikatakan, Mahasiswa yang hadir sebagai Teman PS (Tim Eksis Magang Perhutanan Sosial) yang diharapkan sebagai pendukung, pengajar, penggerak di setiap Kelompok Perhutanan Sosial di tempatnya masing – masing.
“Tiga Hal yang perlu diperhatikan, yaitu bagaimana Pengembangan Kelembagaan Masyarakatnya, Pengelolaan Kawasan dan Pengembangan Usahanya. Sehingga mahasiswa perlu jeli melihat potensi yang ada,” tegasnya.
Dirinya mengingatkan, Mahasiswa MSIB harus berbeda dengan Mahasiswa lainnya karena diberikan kesempatan sebagai penggerak profesional ke Masyarakat.
“Untuk itu kami harapkan Solusi, inovasi dan inspirasi mahasiswa dalam meningkatkan daya Masyarakat dan desa untuk nantinya diterapkan di seluruh Desa/negeri di seantero Maluku,” pungkas dia.
Sementara Kepala Balai, Ojom Somantri tegas memaparkan, Program MSIB merupakan Kolaborasi Program Kementerian Riset, Pendidikan dan Teknologi (Kemenristekdikti) dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK) melalui Pemberdayaan Mahasiswa dalam bentuk pengabdian ke wilayah kerja Perhutanan Sosial.
“Program ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam kepada mahasiswa mengenai pengelolaan hutan yang berkelanjutan serta peran penting perhutanan sosial,” akui Somantri.
Somantri menyatakan program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa terkait pentingnya pelestarian hutan, tetapi juga memberikan pengalaman langsung dalam mendukung pemberdayaan masyarakat lokal melalui kegiatan magang.
Kepada 20 Mahasiswa MSIB yang akan ditempatkan di Dua Negeri (Desa), dirinya berpesan untuk mengedepankan sopan santun, menunjukan sikap bijak seorang Mahasiswa dengan menghargai budaya lokal Orang Maluku.
Dirinya merincikan, 20 Mahasiswa itu berasal dari sejumlah kenamaan, yakni, Universitas Hasanudin Makasar, Universitas Gaja Mada Yogyakarta, Universitas Tadulako Palu, Universitas Muhammadiyah Malang dan Institut Pertanian Yogyakarta.
“Ciptakan pula invoasi dalam rangka pemberdayaan. Seperti memberikan ruang dan membuka jalan menuju pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat. Mempromosikan komoditi warga setempat melalui media sosial dan lainnya,” pinta Somantri.
Dia berharap, peserta MSIB terus eksis memberikan yang terbaik kepada warga desa/negri selama proses magang. Karena penilaian terus dilakukan oleh pendamping.
“Teman teman tiba di Ambon, Maluku dengan sehat, kami harap pulang, pulang juga nantu dengan sehat,” kunci Somantri.*** Galang