Ambon, Maluku– PT Spice Islands Maluku (SIM) perusahan pembudidayaan pisang Abaka yaang beropersi di Kabupaten Seram Bagian Barat, digadang gadang akan kembali membuka sayapnya di kawasan hutan adat Waesamu kecamatan Kairatu Barat.
Hal ini sebagaimana informasi yang dihimpun tim media per Sabtu, (19/10).
Menurut sumber, ada upaya membantu Perusahan Pisang Dolar itu oleh sejumlah tokoh sentral di tubuh pemerintahan.
Bantuan tersebut berupa konsolidasi untuk memuluskan rencana PT SIM yang awalnya sudah ditolak masyarakat adat Waesamu.
Bentuk penolakan masyarakat sudah ada sejak tahun 2023 masa kepemimpinan Andi Chandra As’adudin, namun berubah saat dilakukan pertemuan Akbar yang yang difasilitasi PJ Bupati SBB Dr. Achmad Jais Ely dengan Pemdes serta tokoh masyarakat Waesamu pada tanggal 3 September 2024 lalu.
Hasil pertemuan itu berujung niat PT. SIM berjalan mulus.
Perihal itu, Misfa Faisina ketua Bidang Adovaksi Aliansi Masyarakat Adat Kabupaten SBB, menaruh curiga, adanya kongkalikong sejumlah pihak.
“Patut kita curigai, karena belum selesai persoalan tapal batas dikawasan-kawasan konflik sebelumnya, sudah mau buka lagi,
di Waesamu. Terkesan dilancarkan dengan alasan investasi dan pertumbuhan ekonomi. Lupa kalau ada yang meninggal dunia perihal masalah tersebut,” terang dia.
Dirinya mempertanyakan komitmen dan kejelasan pemerintah daerah kabupaten SBB terkait pembangunan tanpa merugikan masyarakat adat di Saka Mese Nusa.
“Atau paling tidak, masyarakat tidak dibayangi persoalan yang nantinya akan terjadi dikemudian hari akibat investasi yang terkesan dipaksakan,” pungkas aktivis Masyarakat Adat Saka Mese Nusa itu .*** Tim