Piru, SBB– Debur ombak di Pelabuhan Waipirit menjadi saksi atas sebuah penyambutan yang penuh makna. Ir. Asri Arman, dan Selfinus Kainama, pasangan Bupati dan Wakil Bupati terpilih Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) periode 2025-2030, tiba di tanah yang akan mereka pimpin dengan sebuah sambutan adat yang begitu menggetarkan jiwa.
Tari Somba Upu, tarian kebesaran Negeri Latu, bukan sekadar seremonial, tetapi sebuah penghormatan dan pesan yang mendalam.
Dalam balutan budaya yang sakral, Selfinus Kainama tak kuasa menahan air mata. Sebagai putra asli Negeri Kamarin, Amalohi, lirik-lirik yang dinyanyikan dalam bahasa daerah itu bukan sekadar alunan nada, melainkan gema sejarah dan identitas yang begitu dekat di hatinya.
Makna Sakral Tari Somba Upu: Doa dan Harapan untuk Pemimpin Baru
Tari Somba Upu adalah tarian penghormatan yang memiliki nilai spiritual dan filosofis mendalam.
Dalam gerakannya terkandung doa, penghargaan, dan harapan masyarakat terhadap pemimpin yang mereka percayai. Bait-bait lagu yang mengiringinya bukan hanya melodi, tetapi doa yang dipanjatkan kepada leluhur, agar pemimpin yang datang diberikan kebijaksanaan dan keberkahan dalam mengemban tugasnya.
Namun, yang membuat momen ini semakin berkesan adalah pemberian satu anakan pohon sagu kepada Bupati dan Wakil Bupati. Pohon sagu dalam tradisi Maluku bukan sekadar tanaman, tetapi simbol kehidupan, ketahanan, dan keberlanjutan.
Dengan menyerahkan pohon ini, masyarakat menitipkan harapan agar kepemimpinan yang baru dapat tumbuh kuat, memberi perlindungan, dan menjadi sumber kesejahteraan bagi semua rakyat.
“Saya meneteskan air mata karena terharu. Sebagai anak negeri, saya memahami betul makna lagu yang dinyanyikan dalam Tari Somba Upu itu. Apalagi, kami diberikan simbol satu pohon sagu yang luar biasa artinya. Saya dan Pak Bupati diberi kepercayaan untuk menanamnya, agar tumbuh dan menjadi sumber kehidupan bagi semua orang,” ujar Kainama dengan suara bergetar usai prosesi penyambutan.
Menanam Bukan Sekadar Pohon, tetapi Harapan
Prosesi ini lebih dari sekadar tradisi. Ini adalah pesan bagi pemimpin baru bahwa tugas mereka tak hanya memimpin, tetapi juga menanam harapan, merawat kepercayaan, dan memastikan kesejahteraan tumbuh subur di seluruh pelosok SBB.
Seperti pohon sagu yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan untuk tumbuh kuat, begitu pula kepemimpinan yang sejati: ia harus berakar dalam kepercayaan rakyat dan berbuah dalam kerja nyata.
Kini, lembaran baru telah dibuka. Tari Somba Upu telah mengiringi langkah awal kepemimpinan mereka, dan pohon sagu telah dititipkan sebagai pengingat akan amanah besar di pundak mereka.
Saatnya Ir. Asri Arman dan Selfinus Kainama membuktikan bahwa mereka bukan hanya menerima sambutan ini dengan air mata haru, tetapi juga dengan tekad yang kuat untuk mewujudkan perubahan bagi Kabupaten Seram Bagian Barat.***