Ambon, Maluku– Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan 77 Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk periode 2025–2029, termasuk proyek ambisius Pengembangan Pelabuhan Ambon Terpadu di Maluku. Proyek ini digadang-gadang menjadi titik balik industri perikanan nasional, membuka jalur ekspor langsung ke pasar global.
Wakil Ketua Departemen Perencanaan Strategik Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN), Amrullah Usemahu, menilai kehadiran pelabuhan ini akan mematahkan dominasi Surabaya dan Jakarta sebagai pusat logistik perikanan.
“Selama ini, distribusi ikan dari Maluku masih mahal dan terhambat. Pelabuhan ini akan menjadi jantung konektivitas antar-pulau, menekan biaya logistik, dan mempercepat akses ke pasar ekspor,” ujarnya.
Dengan 1.412 pulau yang tersebar, Maluku menghadapi tantangan berat dalam sistem distribusi. Namun, dengan adanya pelabuhan terpadu ini, Usemahu optimistis sektor perikanan bisa naik kelas.
“Ini bukan sekadar pelabuhan, ini adalah gerbang industri perikanan Indonesia Timur menuju kancah internasional,” tegasnya.
Di tengah pemangkasan anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Usemahu mendorong proyek ini tetap berjalan dengan skema multi-tahun dan keterlibatan swasta.
“Maluku punya potensi besar, kita tidak boleh kehilangan momentum,” tambahnya.
Jika terealisasi, kata dia, Pelabuhan Ambon Terpadu bisa menghubungkan langsung Indonesia Timur dengan pasar besar seperti Jepang, Australia, Papua Nugini, hingga Selandia Baru. Ini bukan sekadar pembangunan infrastruktur—ini adalah lompatan strategis menuju era baru industri perikanan nasional.***