Bula, Maluku — Bupati Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Fachri Husni Alkatiri secara resmi melepaskan jemaah hadrat dan aiwat keliling Kota Bula pada Selasa (01/04/2025).
Kegiatan yang dipusatkan di pelataran Masjid Jami ini turut dihadiri Wakil Bupati SBT Muhammad Miftah Thoha R. Wattimena dan Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) SBT A. Q. Amahoru.
Bupati SBT, Fachri Husni Alkatiri menjelaskan, kegiatan hadrat dan jalan aiwat ini merupakan cara untuk menghidupkan tradisi yang baik di masyarakat.
Menurutnya, tradisi semacam ini sangat baik dan luar biasa, karena tradisi ini sekaligus menjadi kesempatan bersilaturahim dan mempererat soliditas antar sesama umat Islam.
“Terkait jalan Aiwat, ini juga cara kita menghidupkan tradisi yang baik di masyarakat. Tradisi kaya begini adalah tradisi yang luar biasa bagus. Ini tradisi yang baik, tradisi silaturahim, tradisi mempererat soliditas umat Islam. Apalagi ada poin lebih,” jelasnya.
Dirinya mengungkapkan, sejauh ini yang dikenal aktif melakukan tradisi aiwat ini hanya di Kota Geser, Kecamatan Seram Timur.
“Saya tidak tahu, di bagian-bagian lain dari Kabupaten kita, tapi mungkin yang masih hidup kita tahu ini aktif sekali itu di Geser,” ungkapnya.
Dia berujar, sehari jelang Idul Fitri itu, panitia hadrat dan aiwat ini datang menemuinya, dan informasinya ivent ini akan dilaksanakan setiap tahun.
Karena itu, dia menyarankan kepada mereka untuk tahun depannya disiapkan jauh lebih baik, sehingga Pemerintah Daerah (Pemda) setempat bisa ikut membantu menyokong anggaran dalam pelaksanaannya.
“Ada cerita yang sampai ke saya, ada rencana mereka ingin bikin ini jadi ivent yang kontinyu, setiap tahun ada. Saya tantang mereka bagaimana kalau tahun depan disiapkan jauh lebih baik. Jadi tahun depan kalau mau buat, dari sekarang siap-siap akang sekali lalu sekarang katong (kita) bicarakan sebelum kita bahas APBD. Supaya Pemda juga ikut membantu lalu supaya ada efek promonya,” ujarnya.
Ia mengatakan, dalam kesempatan tersebut, dia juga menantang panitia untuk mencoba berdiskusi dengan Museum Rekor Dunia Indonesia MURI tentang ivent semacam ini apakah sudah tercatat ataukah belum.
Mantan Wakil Bupati SBT ini mengemukakan, kalau bisa pecahkan rekor MURI, tentu akan menjadi promosi tersendiri untuk Kota Bula sendiri dan kabupaten SBT pada umumnya.
“Saya tantang teman-teman coba diskusi dengan MURI tentang ivent yang model begini ada rekor yang tercatat atau tidak. Kalau ada rekor yang tercatat, liat rekornya, tarulah berapa banyak peserta, kan ada aspeknya. Berapa banyak peserta, berapa panjang dilakukan, berapa lama dilakukan dan liat di bagian mana kita bisa punya potensi untuk memecahkan rekor MURI untuk ivent kaya begini, hadrat misalnya. Kalau itu bisa, siapkan dari sekarang,” tutupnya. ***