Piru, Maluku– Di pelosok Kecamatan Taniwel, tepatnya di Desa Laturake yang terpencil di pegunungan Seram Bagian Barat, berdiri sebuah sekolah yang menjadi saksi nyata perjuangan pendidikan di tengah keterbatasan. SMP Negeri 7 Taniwel, sekolah ini mulanya adalah sebuah Lembaga Pendidikan Masyarakat Desa (LPMD) yang kemudian dinegerikan.
Namun, kondisi infrastrukturnya sangat memprihatinkan, menggambarkan ketimpangan fasilitas pendidikan di daerah terpencil.
Sekolah dengan Infrastruktur yang Memprihatinkan
SMP Negeri 7 Taniwel hanya memiliki dua ruang kelas dan satu ruang guru. Mirisnya, seluruh bangunan beralaskan tanah liat yang menjadi lumpur ketika hujan datang. Dindingnya masih dari papan kayu sederhana, dan atapnya menggunakan daun rumbia.
Kondisi ini tentu tidak ideal untuk sebuah institusi pendidikan, apalagi ketika semangat belajar siswa di desa ini begitu tinggi.
Papan tulis di ruang kelas sudah keropos, kursi dan meja belajar tak lagi layak pakai. Namun, anak-anak Desa Laturake tetap datang ke sekolah dengan penuh semangat, meskipun harus menghadapi banyak tantangan, termasuk keterbatasan sarana dan prasarana.
Kunjungan Bagian dari Operasi Senyap Pj Bupati
Realitas diatas terkuak dalam kunjungan Senyap Pj Bupati SBB, Dr. Achmad Jais Ely. Kunjungan ini menjadi momen penting untuk melihat langsung kondisi pendidikan di daerah terpencil.
Saat menyaksikan kondisi SMP Negeri 7 Taniwel, Pj Bupati Dr. Achmad Jais Ely mengungkapkan kesedihan mendalam.
“Indonesia sudah merdeka, tapi kondisi sekolah seperti ini membuat kita merasa seolah belum merdeka,” ujarnya dengan penuh keprihatinan.
Pj Bupati tidak hanya meninjau kondisi sekolah, tetapi juga menyempatkan diri memberikan motivasi kepada para dewan guru, yang mayoritas masih berstatus honor. Beliau memberikan apresiasi atas dedikasi mereka yang terus mendampingi anak-anak di tengah keterbatasan.
Dalam kesempatan itu, Pj Bupati berjanji akan berupaya memperbaiki kondisi memprihatinkan yang dialami SMP Negeri 7 Taniwel.
Selain itu, Pj Bupati juga mengajak seluruh masyarakat Desa Laturake untuk bersatu dalam menghadapi tantangan pendidikan.
“Saya meminta semua pihak di desa ini untuk saling menguatkan dan menopang demi pendidikan anak-anak dan masa depan generasi mendatang,” tegasnya.
Desa Laturake: Harapan di Tengah Keterbatasan
Desa Laturake adalah salah satu desa terpencil di kawasan pegunungan Kecamatan Taniwel. Dengan akses infrastruktur yang terbatas, pendidikan menjadi salah satu sektor yang paling terdampak.
Meski demikian, anak-anak di desa ini menunjukkan semangat belajar yang luar biasa, membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi keinginan mereka untuk menuntut ilmu.
Kehadiran SMP Negeri 7 Taniwel menjadi sangat penting bagi masyarakat Desa Laturake. Sekolah ini bukan hanya tempat belajar, tetapi juga simbol harapan bagi generasi muda di desa tersebut. Namun, kondisi sekolah yang serba kekurangan membutuhkan perhatian serius dari pemerintah dan berbagai pihak terkait.
Peran Semua Pihak dalam Perbaikan
Kondisi SMP Negeri 7 Taniwel adalah gambaran nyata bahwa pemerataan pendidikan di Indonesia masih menjadi tantangan besar. Dibutuhkan sinergi antara pemerintah daerah, Pemerintah Desa dan pihak pihak terkait untuk membangun fasilitas yang layak bagi sekolah-sekolah di daerah terpencil seperti ini.
Harapan besar tertuju pada pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat untuk menjadikan kunjungan Pj Bupati sebagai awal dari perubahan besar. Selain itu, kolaborasi dengan dengan semua pihak dapat mempercepat proses perbaikan fasilitas sekolah yang ada. ***