Ambon, Maluku – Pembukaan Sidang Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Rehoboth Klasis Pulau Ambon ke-52 menjadi momentum penting bagi umat untuk mengaktualisasikan iman dalam kehidupan nyata. Staf Ahli Bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Kesejahteraan Rakyat, Ronald Lekransy, menegaskan bahwa sidang ini bukan sekadar agenda rutin, tetapi bentuk nyata gereja yang hidup dan dinamis dalam merespons berbagai tantangan zaman.
“Gereja tidak hanya bertugas menyampaikan kabar baik tentang keselamatan, tetapi juga harus relevan dengan persoalan masyarakat. Oleh karena itu, Jemaat GPM Rehoboth perlu menetapkan arah pelayanan dengan perencanaan program yang terukur dan terarah,” ujar Lekransy.
Ia juga memaparkan data pertumbuhan ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta angka kemiskinan yang menunjukkan tren positif, sebagai hasil dari kerja sama pemerintah dan berbagai elemen masyarakat, termasuk gereja. Lekransy mengapresiasi peran Gereja GPM Rehoboth dalam mendukung pembangunan dan kesejahteraan sosial.
“Saat ini, gereja dan pemerintah menghadapi tantangan yang sama, sehingga sinergi sangat diperlukan. Gereja perlu memperkuat pertumbuhan rohani umat dengan mengedepankan peran keluarga serta membina remaja dan pemuda sebagai generasi penerus,” tambahnya.
Sementara itu, dalam arahannya, Pdt. Oke Atiuta/Dias mewakili Majelis Pekerja Klasis Pulau Ambon, mengingatkan seluruh jemaat bahwa sidang ini adalah ruang strategis dalam pengambilan keputusan guna menjawab persoalan keumatan.
Ia menekankan bahwa apa yang digumuli gereja saat ini sejalan dengan aksentuasi subtema GPM, yakni menjadi gereja profetik yang terpanggil untuk menyampaikan suara Allah. “Kehadiran gereja tidak hanya sebatas pada ruang ritual, tetapi juga harus aktif dalam membangun relasi sosial yang lebih luas,” tutupnya.***