Bula, Maluku– Ramadhan Festival di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) bukan sekadar perayaan, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi daerah. Bupati SBT, Fachri Husni Alkatiri, berharap festival ini dapat menjadi agenda tahunan yang terus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, khususnya melalui penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Penjabat Sekretaris Daerah SBT, A. Q. Amahoru, pada penutupan festival di anjungan Pantai Wailola, Kota Bula, Kamis (20/3), Alkatiri menegaskan bahwa Ramadhan Festival memiliki dampak positif bagi masyarakat. Selain menjadi ajang silaturahmi dan mempererat ukhuwah Islamiyah, festival ini juga sejalan dengan visi pembangunan ekonomi dari desa, sebagaimana dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita keenam.
Bupati menyoroti peran strategis UMKM dalam pertumbuhan ekonomi daerah. Menurutnya, dengan menjadikan Ramadhan Festival sebagai event tahunan, potensi lokal dapat terus digali dan dikembangkan. Produk-produk unggulan masyarakat dapat dipromosikan lebih luas, menciptakan peluang usaha baru, dan meningkatkan kesejahteraan warga. Kegiatan ini bukan hanya sekadar festival, tetapi juga momentum untuk membangun ekonomi berbasis kerakyatan. Dukungan terhadap pelaku UMKM harus terus diperkuat agar mereka semakin berkembang dan menjadi kekuatan utama dalam perekonomian daerah.
Pemerintah Kabupaten SBT menyampaikan apresiasi kepada panitia penyelenggara, Lalantagi Culture, serta seluruh peserta dan pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara ini. Kesuksesan festival diharapkan dapat menjadi motivasi untuk menggelar event serupa yang lebih besar dan berdaya saing tinggi di tahun-tahun mendatang. Dengan semangat gotong royong dan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, serta masyarakat, Ramadhan Festival diharapkan menjadi ikon baru bagi SBT. Bukan hanya sebagai sarana hiburan dan religi, tetapi juga sebagai roda penggerak ekonomi yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Jika festival ini dapat dipertahankan dan dikembangkan, bukan tidak mungkin Kabupaten Seram Bagian Timur akan menjadi salah satu pusat ekonomi kreatif berbasis budaya di Maluku, sekaligus menjadikan Ramadhan sebagai momentum pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.