Ambon, Maluku – Program prioritas Kementerian Agama Republik Indonesia, yang terangkum dalam Asta Protas Kemenag Berdampak, menjadi bukti nyata bahwa satu tindakan konkret jauh lebih bermakna daripada ribuan retorika yang tak menghasilkan perubahan.
Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, dalam kegiatan pembinaan ASN di lingkungan Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Maluku, Selasa (6/5/2025), yang berlangsung di Aula Hamadi B. Husain, Kanwil Kemenag Provinsi Maluku, Ambon.
“Misi besar Kemenag sejalan dengan Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden, yaitu membentuk masyarakat yang rukun, maslahat, dan cerdas. Karena itu, kami melakukan pemetaan lingkungan strategis melalui pendekatan environmental scanning,” ungkap Prof. Ramdhani.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Kakanwil Kemenag Maluku Dr. H. Yamin, S.Ag., M.Pd.I., Kepala BDK Ambon Abdullah Patti, pejabat eselon III, para kepala madrasah se-Pulau Ambon, serta kepala KUA se-Kota Ambon.
Prof. Ramdhani menjelaskan bahwa Asta Protas Kemenag Berdampak terdiri dari delapan program utama yang tidak hanya relevan secara strategis, tetapi juga diharapkan membawa dampak langsung bagi masyarakat luas. Kedelapan program tersebut antara lain:
1. Penguatan kerukunan dan cinta kemanusiaan
2. Penguatan ekoteologi
3. Layanan keagamaan yang berdampak
4. Pendidikan unggul, ramah, dan terintegrasi
5. Pemberdayaan pesantren
6. Pemberdayaan ekonomi umat
7. Pelaksanaan haji yang sukses
8. Digitalisasi tata kelola
“Moderasi beragama kini tidak sekadar menjadi slogan. Tujuan utamanya adalah memperkuat nilai kemanusiaan dan menumbuhkan kerukunan dengan mendekatkan masyarakat pada nilai-nilai keagamaan yang sejati,” paparnya.
Dalam upaya menciptakan masyarakat yang berlandaskan cinta, Kemenag juga meluncurkan kurikulum cinta sebagai bagian dari transformasi pendidikan keagamaan.
Prof. Ramdhani menekankan pentingnya penguatan ekoteologi dalam menghadapi krisis lingkungan. “Agama adalah benteng terakhir untuk menghadapi keserakahan manusia. Ketika akal tak lagi mampu menahan laju kerusakan alam, maka agama harus mengambil peran aktif dalam penyelamatan bumi,” ujarnya.
Salah satu langkah konkret Kemenag adalah program penanaman sejuta pohon matoa, sebagai kontribusi nyata terhadap keberlangsungan lingkungan hidup, bukan sekadar kampanye simbolis.
Dalam penutup, ia menggarisbawahi semangat implementasi yang juga ditunjukkan dalam penyelenggaraan ibadah haji. “Pak Menteri Agama menekankan pentingnya keberhasilan layanan haji. Bukan sekadar melepas tanggung jawab, tapi hadir dengan pelayanan yang manusiawi—dengan tiga senyum: sebelum berangkat, saat ibadah, dan sepulangnya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kakanwil Kemenag Provinsi Maluku, Dr. H. Yamin, S.Ag., M.Pd.I., menyampaikan apresiasi atas kehadiran dan arahan Kaban Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM. Ia berharap pembinaan ini memperkuat motivasi ASN dalam mendukung program Kemenag Berdampak secara berkelanjutan.***