Bula, Maluku — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Seram Bagian Timur selalu merespon cepat bencana alam yang terjadi di Kota Bula dan wilayah sekitarnya.
Hal tersebut diketahui dari respon Pemkab setempat pada bencana banjir di Desa Kampung Gorom, Kecamatan Bula akibat luapan sungai Wailola Besar dan ambruknya jembatan Wai Mert di Desa Dawang, Kecamatan Teluk Waru.
Kondisi ini mendapat apresiasi dari Anggota DPRD Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Ahmad Voth dalam sela-sela rapat paripurna dalam rangka penyampaian nota pengantar bupati terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) tahun 2024 yang digelar di ruang rapat paripurna DPRD SBT, Senin (05/05/2025) malam.
Dia mengungkapkan, dalam kurun waktu 100 hari kerja pertama Bupati dan Wakil Bupati SBT, Fachri Husni Alkatiri-M. Miftah Thoha R. Wattimena, setiap ada bencana berupa banjir dan kerusakan jembatan, Pemerintah Daerah (Pemda) SBT selalu hadir meresponi.
“Beberapa waktu yang lalu masyarakat sangat merindukan kesejahteraan, karena itu, di 100 hari kerja pemerintahan ini, melalui gerak cepat saya cukup mengapresiasi, bahwa ada penanganan kasus di mana-mana, ada banjir selalu Pemerintah Daerah ada, jembatan rusak selalu ada,” ungkapnya.
Meski begitu, dia juga meminta Pemkab SBT agar tidak saja menaruh perhatian di Kota Bula dan beberapa wilayah sekitar, namun harus menjangkau semua kecamatan yang terkena bencana alam beberapa waktu lalu.
Menurutnya, langkah itu perlu dilakukan agar masyarakat bisa merasakan yang namanya penyelenggara pemerintahan, pelayanan pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan yang merata.
“Atensi saya sebagai wakil rakyat, melirik kabupaten SBT bukan saja ada di Kota Bula, tetapi ada di 15 kecamatan di SBT. Ada kejadian besar maupun kecil di kecamatan-kecamatan yang lain, tolonglah pemerintah daerah melalui OPD teknis harus turun ke sana agar terkesan Pemda secara konferensif melihat Kabupaten SBT ini dari Dihil sampai Teor,” pintanya. ***