Piru, Maluku– Senin pagi (17/2/2025), suasana di lapangan upacara Kantor Bupati Seram Bagian Barat (SBB) terasa berbeda. Para pegawai negeri sipil (ASN) Pemkab SBB berdiri dengan penuh perhatian, mengikuti apel terakhir yang dipimpin oleh Penjabat (Pj) Bupati SBB, Dr. Achamad Jais Ely, S.T., M.Si.
Di akhir masa tugasnya, Ely hadir bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Leverne Alvin Tuasuun, Ketua Dharma Wanita SBB Elsye Ursia Tuasuun, serta Pj Ketua TP-PKK SBB Ny. Anita Ely. Sejumlah pejabat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) turut mendampingi, menyaksikan momen perpisahan yang tak hanya sarat emosional, tetapi juga penuh pesan bagi masa depan Kabupaten SBB.
SBB: Negeri Kaya yang Harus Dikelola dengan Baik
Dalam pidato perpisahannya, Ely menekankan betapa besar potensi alam yang dimiliki Kabupaten SBB. “Daerah ini kaya akan sumber daya alam. Kita punya investasi besar seperti perkebunan pisang Abaka, tambang nikel terbesar di Indonesia Timur, potensi hutan yang luas, serta lahan-lahan subur yang belum dikelola secara optimal,” ujarnya.
Sebagai daerah yang telah berusia 21 tahun, menurut Ely, Kabupaten SBB harus mulai memanfaatkan potensi tersebut secara maksimal. “Masa depan kabupaten ini ada di tangan kita semua, khususnya ASN yang bertanggung jawab menjalankan roda pemerintahan,” lanjutnya.
Dalam wawancara terpisah, seorang pejabat dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan SBB menyebutkan bahwa salah satu tantangan utama dalam pengelolaan sumber daya alam adalah kurangnya infrastruktur dan investasi di sektor hilirisasi. “Kita punya bahan mentah yang melimpah, tetapi industri pengolahan masih minim. Ini yang harus menjadi perhatian ke depan,” katanya.
Dukungan untuk Pemimpin Baru
Ely juga mengingatka para ASN untuk mendukung kepemimpinan yang baru, yakni Asri Arman dan Selfinus Kainama, yang akan dilantik pada 20 Februari 2025. “Siapa yang akan mengelola sumber daya ini kalau bukan kita sendiri? Kita harus mendukung pemimpin yang baru agar pembangunan di SBB semakin maju,” tegasnya.
Pesan ini senada dengan pandangan akademisi Universitas Pattimura, Dr. Yohanis Latuconsina, yang mengatakan bahwa keberlanjutan kepemimpinan sangat penting dalam pemerintahan daerah. “Transisi yang baik akan menentukan keberhasilan kebijakan jangka panjang, terutama dalam sektor ekonomi dan infrastruktur,” jelasnya.
Pendidikan dan Disiplin: Kunci Kemajuan ASN SBB
Selain menyoroti potensi daerah, Ely juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Ia mendorong ASN untuk terus mengembangkan kompetensi, termasuk melalui pendidikan tinggi. “Besok-besok, aturan baru mengharuskan kepala dinas minimal bergelar S2. Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang akan menentukan kualitas birokrasi kita,” katanya.
Hal ini diperkuat dengan data dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) SBB yang mencatat bahwa jumlah ASN bergelar S2 dan S3 masih tergolong rendah dibandingkan daerah lain di Maluku. “Kami berharap ada kebijakan yang lebih mendukung ASN untuk melanjutkan pendidikan, baik melalui beasiswa maupun skema pembelajaran jarak jauh,” ungkap seorang pejabat BKD yang enggan disebut namanya.
Selain pendidikan, Ely juga mengingatkan pentingnya disiplin kerja. “Jangan bekerja hanya karena atasan, tetapi jadilah pemimpin bagi diri sendiri dan daerah ini. Disiplin adalah kunci utama dalam membangun pemerintahan yang profesional,” pesannya.
Refleksi dan Perpisahan
Di akhir sambutannya, Ely menyampaikan apresiasi kepada seluruh ASN yang telah bekerja sama selama delapan bulan masa jabatannya. Ia juga meminta maaf jika ada kekurangan selama memimpin. “Kalau ada yang kurang baik, biarlah kami bawa pulang. Tetapi yang baik, kami tinggalkan untuk terus dilanjutkan,” katanya dengan suara yang sedikit bergetar.
Seorang ASN yang hadir dalam apel tersebut mengaku terkesan dengan pesan yang disampaikan Ely. “Beliau pemimpin yang tegas tapi juga peduli. Semoga kebijakan yang sudah dirintis bisa diteruskan oleh pemimpin berikutnya,” ujarnya.
Sebagai penutup, Ely menyampaikan harapan besarnya bagi masa depan Kabupaten SBB. “SBB harus menjadi daerah yang berbudaya, inovatif, dan maju menuju Indonesia Emas 2045. Ini baru tahap awal, kita masih harus memperkuat pondasi agar bisa melangkah lebih jauh,” pungkasnya.
Seiring bubarnya apel pagi itu, suasana haru masih terasa di wajah para ASN yang hadir. Hari itu bukan sekadar perpisahan, tetapi juga sebuah refleksi tentang bagaimana SBB harus melangkah ke depan, dengan segala potensi yang dimiliki dan tantangan yang harus diatasi.***